TANGERANGNEWS.com-Sesosok 'pocong' terbungkus kain kafan, terlihat gentayangan di wilayah Kecamatan Setu, Tangerang Selatan, Senin (17/5/2021).
Ia tak sendirian, bersama pihak Kepolisian dan petugas gabungan, pocong yang terlihat dipenuhi dengan bercak merah menyerupai darah itu, mencari rumah warga yang kedapatan tetap nekat mudik saat lebaran 2021 lalu.
Setelah mencari-cari, pocong tersebut pun tiba di rumah salah satu warga yang baru saja kembali dari kampung halamannya di wilayah Brebes, Jawa Tengah.
Ternyata, kedatangan si pocong itu dikarenakan warga yang baru saja pulang dari perjalanan mudiknya itu belum melakukan swab test ketika pulang ke kediamannya yang berlokasi di Kampung Setu RT 16 RW 04, Setu, Tangsel.
Dengan demikian, pemudik pun langsung diwajibkan untuk mengikuti swab test di kediamannya itu.
Usai dilakukan swab test, rumah dari pemudik itu pun ditempeli sticker sebagai tanda bahwa telah diswab.
Setelah melakukan hal itu, si pocong pun kembali gentayangan mencari rumah pemudik lainnya.
Hingga didapati kembali pemudik lain yang baru saja kembali dari kampung halamannya di Serang, Banten.
Kepada pemudik itu, si pocong beserta petugas gabungan juga langsung melakukan swab test dan penempelan sticker.
Kapolsek Cisauk AKP Fahad Hafidhulhaq menjelaskan, sedikitnya terdapat tiga keluarga dengan jumlah enam orang di wilayah Setu yang terdata telah melakukan perjalanan mudik.
Namun, satu orang diantaranya telah melakukan swab test dan hasilnya negatif.
"Lalu yang kita tes langsung di lokasi saat door to door ini ada lima orang dari dua keluarga. Alhamdulillah hasilnya negatif COVID-19," ujar Fahad di lokasi, Senin (17/5/202).
Ia pun menerangkan alasannya memboyong sosok makhluk halus yang biasa disebut pocong itu dalam kegiatannya tersebut.
Menurutnya sosok pocong itu merupakan gambaran bagi masyarakat atas bahayanya penularan COVID-19 yang telah mewabah lebih dari setahun ini.
"Jadi ikon pocong ini untuk membuat rasa takut ke masyarakat bahwa COVID-19 berbahaya. COVID-19 mematikan. Karena tidak sedikit masyarakat yang masih menganggap remeh atau tidak percaya Covid-19," pungkasnya. (RED/RAC)