Connect With Us

Jangan Khawatir Hamil Saat Pandemi, Ini Penjelasan Dokter RSUD Tangsel

Advertorial | Rabu, 30 Juni 2021 | 10:20

Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan di Rumah Sakit Umum (RSU) Tangerang Selatan, dr. Agus Heriyanto. (@TangerangNews / Rachman Deniansyah)

TANGERANGNEWS.com-Pandemi COVID-19 kini belum berakhir. Atas adanya virus yang mewabah ini, para ibu hamil harus lebih mengupayakan perlindungan yang ekstra. 

Pasalnya, ia tak hanya harus melindungi dirinya sendiri, tapi juga kesehatan janin dalam kandungannya. 

Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan di Rumah Sakit Umum (RSU) Tangerang Selatan, dr. Agus Heriyanto SPOG menjelaskan langkah pertama untuk mencegah penularan terhadap ibu hamil, yakni menjalani protokol kesehatan dengan baik. 

"Kondisi pandemi saat ini memang cukup mengkhawatirkan. Memang di satu sisi untuk ibu hamil ada penurunan daya tahan tubuh, karena dia harus absorb hasil konsepsi yang harus menurunkan kekebalan tubuh," ujar Agus saat ditemui RSU Tangsel, Senin, 28 Juni 2021.

Sedangkan, seperti diketahui bahwa dalam pandemi ini masyarakat harus meningkatkan dan mempertahankan kekebalan tubuh. 

"Jadi ibu hamil bisa dibilang, salah satu yang rentan atau beresiko," imbuhnya. 

Namun, ibu hamil jangan merasa terlalu khawatir. Selain menerapkan protokol kesehatan dengan baik, ibu hamil juga harus lebih aktif untuk mengkonsultasikan kondisinya kepada dokter kandungan. 

"Kemudian kalau untuk check up itu minimal empat kali menurut WHO. Pertama waktu trisemester awal, nanti diperiksa kehamilannya apakah ada di dalam atau di luar kandungan, kemudian kehamilannya hidup atau tidak," tuturnya.

Lalu pada trisemester kedua dalam usia kandungan 24-26 minggu, nanti diperiksa kondisi janin, gender, kelamin, dan lainnya.

Kemudian pada trisemester ketiga dalam usia kandungan 28-36 minggu, dan terakhir pada usia kandungan 37-40 minggu. 

Untuk penularan COVID-19 bagi ibu hamil memiliki gejala yang sama, mulai dari batuk, hilang penciuman, hingga sesak nafas bagi bergejala berat. 

"Perawatannya pun sama dengan perawatan umumnya. Untuk tanpa gejala atau gejala ringan itu bisa isolasi mandiri. Jika ada pemeriksaan laboratorium yang kurang bagus, itu bisa dirawat. Kemudian kalau gejala berat itu butuh ICU. Jadi sama saja," ujar Agus. 

Namun yang menjadi pertanyaan, yakni penanganan bagi ibu hamil yang hendak melahirkan dalam kondisi positif COVID-19. 

"Prinsipnya adalah penanganannya harus lancar, persalinannya juga harus lancar dan cepat," katanya. 

Jika dalam proses persalinan itu terdapat kendala, maka akan disiapkan pilihan untuk dilakukannya operasi. Namun jika proses persalinan lancar, maka dapat dilakukan secara normal. 

"Tentunya dengan prokes. Kalau untuk persalinan COVID-19 kita kasih chamber dari plastik. Terus kemudian ibunya wajib pakai masker. Kemudian penolongnya harus pakai APD yang full," katanya. 

Ditambah lagi menurut sejumlah penelitian, ibu hamil yang terinfeksi COVID-19 tidak akan memberikan efek yang negatif ke bayi. 

"Dari bukti ilmiah, WHO, dan penelitian lainnya, semua melaporkan tidak ada resiko keguguran, tidak ada resiko kecacatan bagi bayi, tidak ada kejadian transfusi ibu langsung ke bayi. Jadi kalau lewat plasenta tidak ada penularan," katanya. 

Namun yang harus menjadi catatan pentingnya, yakni penerapan keluarga terhadap protokol kesehatan saat bayi sudah dilahirkan, terutama saat menyusui. 

"Menyusui itu boleh, tidak jadi masalah. Yang jadi masalah adalah bagaimana si ibu ini mampu menerapkan prokes yang tepat saat dia menyusui. Dia harus memakai masker yang tepat," terangnya. 

Contohnya harus pakai masker bedah enggak boleh yang lain, ibunya harus rajin cuci tangan, dan penerapan protokol yang lain.

"Dan untuk saat ini, tidak usahlah digendong lama dengan sambil dinyanyiin Nina bobo oh nina bobo. Gitu enggak usah dulu," katanya. 

Kemudian jika sudah tidak menyusui, sang ibu bisa langsung menaruh bayi di tempat yang aman. 

"Misalnya di boks bayi, dikasih sekat lagi dengan plastik. Itu salah satu modifikasi. Atau ditaruh di ruangan lain dulu. Itu mengurangi resiko ke bayi," tuturnya. 

Kemudian yang menjadi kabar baik lainnya bagi ibu hamil, yakni terkait program vaksinasi yang kini tengah dikebut oleh pemerintah. Menurutnya, vaksinasi bagi ibu hamil kini sedang dalam masa perbincangan. 

"Harapan kami pemerintah dapat mempercepat semuanya. Karena dari berdasarkan literatur tidak ditemukan hal yang membahayakan untuk ibu hamil. Jadi kita sarankan, rekomendasinya untuk diperbolehkan," pungkasnya.(ADV)

WISATA
Bulan Ramadan Ada Unjuk Rasa Umami Eats di Tangcity Mal

Bulan Ramadan Ada Unjuk Rasa Umami Eats di Tangcity Mal

Jumat, 29 Maret 2024 | 05:32

Memasuki bulan Ramadan banyak kegiatan-kegiatan digelar, salah satunya ialah Unjuk Rasa.

BISNIS
Bank bjb Siapkan Uang Tunai Rp12,5 Triliun Sambut Lebaran 2024, Sediakan Layanan Penukaran Terpadu

Bank bjb Siapkan Uang Tunai Rp12,5 Triliun Sambut Lebaran 2024, Sediakan Layanan Penukaran Terpadu

Rabu, 27 Maret 2024 | 16:44

Bank bjb memperkirakan secara musiman kebutuhan likuiditas masyarakat, terutama uang tunai meningkat pada bulan Ramadan apalagi menjelang Idul Fitri 1445 H/2024.

TANGSEL
Tangsel Tuan Rumah Porprov Banten 2026, Begini Persiapannya

Tangsel Tuan Rumah Porprov Banten 2026, Begini Persiapannya

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:36

Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) VII Banten 2026 mendatang akan diselenggarakan di Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

""Kekuatan dan perkembangan datang hanya dari usaha dan perjuangan yang terus menerus""

Napoleon Hill