Connect With Us

Tips Cara Aman Jalani Isolasi Mandiri di Rumah, Ini Penjelasan Dokter RSU Tangsel

Advertorial | Senin, 16 Agustus 2021 | 12:34

Dokter Spesialis Paru Rumah Sakit Umum (RSU) Tangerang Selatan (Tangsel) Iin Rahmania Inayatillah. (@TangerangNews / Rachman Deniansyah)

TANGERANGNEWS.com-Infeksi COVID-19 dapat menyebar dengan begitu cepat dan mengincar setiap manusia. Mereka yang terinfeksi dapat merakan sejumlah gejala, mulai dari berat, sedang, hingga tak bergejala sama sekali. 

Berdasarkan gejalanya itu, penanganan bagi setiap pasien terinfeksi COVID-19 akan dibedakan. Bagi yang bergejala, mereka harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit, baik itu ruang Intensive Care Unit (ICU) ataupun ruang perawatan isolasi. 

Namun bagi mereka yang tak bergejala, dapat melakukan isolasi secara mandiri di rumahnya masing-masing. Hal demikian juga harus dilakukan oleh mereka yang pernah bertemu atau kontak langsung dengan orang-orang yang terkonfirmasi positif COVID-19.

Bahkan isolasi mandiri juga belakangan cukup menjadi pilihan oleh banyak pasien, lantaran kapasitas rumah sakit yang penuh. Terlebih dengan kasus yang cukup tinggi, sejak Juni 2021 lalu. 

Namun, cara perawatan secara mandiri atau isoman di rumah harus dilakukan secara tepat. Tujuannya agar mereka yang menjalani isolasi tetap aman dan tidak menularkan penyakitnya ke lingkungan sekitar, terutama keluarga. 

Dokter Spesialis Paru Rumah Sakit Umum (RSU) Tangerang Selatan (Tangsel) Iin Rahmania Inayatillah menjelaskan sebenarnya perawatan isolasi mandiri baiknya hanya dilakukan oleh pasien tak bergejala, ataupun memang hanya mengalami gejala yang ringan.

"Gejala ringan tapi tidak mengalami sesak napas. Sesak napas biasanya ditandai dengan frekuensi napas di atas 24 kali permenit, atau dengan saturasi di atas 94 persen," ujar Iin saat dijumpai di RSU Tangsel pada Kamis, 12 Agustus 2021 lalu.

Namun jika perburukan itu justru terjadi saat kita tengah menjalani isoman, alangkah lebih baiknya sesegera mungkin untuk langsung datang ke rumah sakit.

"Terutama sesak napas yang ditandai dengan frekuensi lebih dari 24 kali permenit atau tingkat saturasi oksigennya itu turun di bawah 94 persen. Itu sebaiknya langsung saja meminta pertolongan, baik ke Puskesmas dulu untuk dibantukan mencari rumah sakit atau dapat langsung ke IGD (Instalasi Gawat Darurat) rumah sakit," imbuhnya.

Jika memang sudah dipastikan tidak ada gejala perburukan, maka seseorang dapat menjalani isolasi mandiri dengan aman di rumah. 

Iin menuturkan, hal pertama yang harus dipastikan dalam menjalani isoman, yaitu tersedianya fasilitas isolasi yang memadai.

"Paling tidak yang layak, seperti memiliki kamar yang dapat ditempati sendiri. Kemudian yang penting, tidak ada orang-orang atau keluarga yang beresiko tinggi, seperti lansia (lanjut usia), balita, dan orang yang memiliki komorbid," ungkapnya.

Selain itu, usahakan dapat membuka jendela rumah dan kamar selebar-lebarnya. Tujuannya agar udara segar dapat masuk, dan mencegah penumpukkan virus dalam suatu ruangan. 

Selain dari segi fasilitas, hal lain yang wajib dilakukan oleh orang yang menjalani isolasi mandiri adalah tetap menjaga protokol kesehatan dan melapor ke lingkungan sekitar. 

"Jadi untuk isoman, kalau biasa harus lapor ke faskes (fasilitas kesehatan) pertama, biasanya puskesmas. Supaya nanti dapat konsultasi dan pemantauan. Biasanya kalau di rumah itu ada ketua RT dan satgas-nya, nanti bantu dihubungkan," tuturnya. 

Selain itu, dengan melapor pasien isoman nantinya juga akan mendapatkan obat dan vitamin. "Kemudian lakukan pencatatan suhu dan saturasi. Kalau bisa punya alat saturasi. Dapat diperiksa sebanyak dua kali sehari, pagi dan malam. Nanti dicatat, jadi bisa tau perkembangannya," tuturnya. 

Kemudian selain itu, Iin memaparkan bahwa setiap orang yang menjalani isolasi mandiri juga harus menjaga pola hidup sehat. "Makan minum yang bergizi, istirahat cukup, serta tetap menjaga kesehatan jiwa," paparnya.

Caranya mudahnya, yakni dengan menjaga diri untuk tidak stress, dan memikirkan suatu hal yang berlebihan. Untuk itu, sangat dianjurkan untuk melakukan sesuatu hal yang memang disukai. 

"Apa aja sih? Tentunya dengan berdoa, dan melakukan apa saja, seperti melakukan hobi yang disenangi. Baca kah, nonton film kah, dan lainnya. Selama tidak menyalahi prokes, maka lakukanlah itu," terang Iin. 

Untuk meningkatkan imun, pasien isoman juga sangat dianjurkan untuk berjemur dan berolahraga ringan. "Berjemur itu paling tidak elama 15 menit. Lalu olahraga ringan jangan sampai keluar rumah. Olahraga ringan tetap disesuaikan oleh tubuh sendiri. Mungkin contohnya kalau punya treadmil atau sepeda statik. Intinya tidak melanggar prokes," paparnya. 

Tak lupa, kata Iin, alangkah baiknya juga dapat mengkonsumsi vitamin ataupun suplemen secara teratur. Hal itu sangat dapat berguna untuk memulihkan tubuh.(ADV)

BISNIS
Cetak Laba Tertinggi Sepanjang Sejarah, PLN Diapresiasi Komisi VI DPR RI

Cetak Laba Tertinggi Sepanjang Sejarah, PLN Diapresiasi Komisi VI DPR RI

Jumat, 5 April 2024 | 06:59

PT PLN (Persero) berhasil mencetak rekor laba tertinggi sepanjang sejarah, yakni Rp 5,99 triliun pada 2020, menjadi Rp 13,17 triliun pada 2021, dan meningkat kembali menjadi Rp 14,41 triliun pada 2022.

TANGSEL
Warga Muncul Tangsel Demo Tolak Penutupan Akses Jalan Raya Puspitek, Bakal Gugat BRIN

Warga Muncul Tangsel Demo Tolak Penutupan Akses Jalan Raya Puspitek, Bakal Gugat BRIN

Kamis, 18 April 2024 | 14:22

Ratusan warga di Kelurahan Muncul, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan, menggelar aksi demo soal penutupan Jalan Raya Puspiptek arah Gunung Sindur oleh Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), Kamis 18 Apri 2024.

AYO! TANGERANG CERDAS
Pra-PPDB SMP Kota Tangerang 2024/2025 Dibuka, Ini Alur dan Syarat Pendaftarannya 

Pra-PPDB SMP Kota Tangerang 2024/2025 Dibuka, Ini Alur dan Syarat Pendaftarannya 

Rabu, 17 April 2024 | 09:55

Dinas Pendidikan Kota Tangerang kembali membuka Pra Penerimaan Peserta Didik Baru (Pra-PPDB) untuk tahun ajaran 2024/2025.

""Kekuatan dan perkembangan datang hanya dari usaha dan perjuangan yang terus menerus""

Napoleon Hill