Yadi, 53 pemilik warung Mi Ayam yang terletak di Jalan Hanjuang Raya, Rawa Buntu, Serpong, Tangerang Selatan, Minggu, 29 Agustus 2021. (@TangerangNews / Rachman Deniansyah)
TANGERANGNEWS.com-Selain rasa yang enak, makanan dengan harga murah dan porsi yang banyak tentu menjadi incaran bagi para pecinta kuliner. Lantas bagaimana jika ketiganya itu menyatu?
Hal itu tentu tak mustahil. Warung Mi Ayam Meledug yang terletak di Jalan Hanjuang Raya, Rawa Buntu, Serpong, Tangerang Selatan, menawarkan ketiganya itu.
Pecinta kuliner yang ingin menyicipinya, tak perlu merogoh kocek banyak-banyak. Hanya dengan harga Rp12 ribu, kita dapat menikmati semangkuk mi ayam dengan porsi yang begitu banyak. Bahkan saking banyaknya, kita sampai sulit untuk mengaduknya.
Berdiri sejak 2005 silam, mi ayam milik Yadi, 53, kini sudah cukup dikenal oleh banyak orang. Khususnya bagi warga Serpong, Tangsel.
"Saya berjualan sekarang sudah 16 tahun. Dari zaman Pak SBY (Susilo Bambang Yudhoyono), waktu itu kan apa-apa masih murah," kata pria yang akrab disapa Pakde Yadi, saat dikunjungi TangerangNews.com pada Minggu, 29 Agustus 2021.
Saat ini, sudah tak terhitung berapa jumlah pelanggannya. Terlebih ketika sebelum Virus Corona (COVID-19) mewabah Indonesia ini.
"Ada pelanggan saya yang dulunya masih SMP sekarang audah jadi guru," imbuhnya.
Dahulu sebelum pandemi melanda, setiap harinya ia selalu kewalahan memenuhi pesanan setiap pembelinya. Ratusan porsi mi ayam, selalu ludes diberi para pelanggannya.
"Bisa sampai 250 porsi lebih. Keuntungannya saja perhari bisa Rp250-300 ribu, itu bersih. Kalau sekarang selama pandemi, berkurang setengahnya," tutur Pakde Yadi.
Namun kendati demikian, ia tak mengurangi sedikitpun takarannya. Rasanya pun, masih sama dengan sebelumnya.
Selain harga murah dan porsi yang meluber, salah satu keunggulannya lainnya, yaitu adonan mi yang dibuatnya sendiri.
Mi khas buatannya itu pun semakin menggugah selera saat disatukan dengan bumbu rahasia di dalam sebuah mangkuk.
Ditambah lagi dengan potongan ayam yang sangat banyak dan ukuran besar. Untuk pelanggan yang suka dengan ceker dan kepala ayam pun bisa untuk memintanya untuk ditambahkan.
Semua varian itu juga dijual dengan harga yang sangat terjangkau, tak lebih dari Rp15 ribu.
"Mi saya buat sendiri. Untuk mi ayam bakso harganya Rp15 ribu, mi ayam ceker dan kepala ayam harganya Rp13 ribu, kalau mi ayam biasa Rp12 ribu," paparnya.
Keahlian Pakde Yadi dalam membuat mi hingga diterima di lidah para pelanggannya itu, didapatinya saat dahulu pernah bekerja di dunia kuliner.
Setelah dirinya berprofesi sebagai sopir truk, sejak tahun 1989 silam.
"Dulu saya sopir truk tahun 1989. Akhirnya saya banting setir sampai sekarang berjualan mi ayam. Saya bisa bikin mi ayam itu, dulu belajar, pernah bekerja sama seseorang. Dari situ saya ambil ilmunya. Alhamdulillah sampai sekarang," ucap Pakde Yadi.
Nampaknya, pilihan untuk banting setir itu pun kini setidaknya telah membuahkan hasil. Yadi yang berjualan ditemani dengan istrinya itu, sudah berhasil membuat anaknya menjadi sarjana di salah satu perguruan tinggi swasta, dan menyekolahkan anaknya di salah satu sekolah favorit di Tangsel.
"Alhamdulillah dari sini (berjualan mi ayam), saya bisa menyekolahkan anak saya. Yang pertama sudah jadi sarjana. Anak saya yang satu lagi sekarang masuk Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Kota Tangsel," tuturnya.
Tentu sebagai pelaku usaha, ia berharap agar pandemi dapat segera berlalu dan kehidupan dapat berjalan normal.
"Ya semoga cepat pulih, COVID-19 cepat pergi," pungkasnya.
Dinas Perhubungan (Dishub) Tangerang Selatan (Tangsel) menilang puluhan unit truk tambang dan barang yang melanggar izin jam operasional di daerah tersebut, Kamis 22 November 2024.
Baru-baru ini, Penelitian dari para ahli saraf di Universitas Eastern Finlandia mengungkapkan pentingnya dua aktivitas yang dapat mengoptimalkan kecerdasan anak.
""Kekuatan dan perkembangan datang hanya dari usaha dan perjuangan yang terus menerus""