TANGERANGNEWS.com-Nasib ratusan pemulung yang menjadi korban kebakaran salah satu lapak di wilayah Jurang Mangu Timur, Pondok Aren, Tangerang Selatan, kini masih tergantung.
Padahal sejumlah solusi sudah diberikan oleh pihak Pemerintah Kota Tangsel. Salah satunya, yakni dengan menyediakan kontrakan bagi para korban yang rumahnya hangus terbakar pada Rabu, 25 Agustus 2021 lalu.
Wakil Wali Kota Tangsel, Pilar Saga Ichsan menuturkan, hingga saat ini pihak pemerintah masih membujuk para korban agar mau dan bersedia menempati lokasi tempat tinggal yang baru.
Namun negosiasi itu berjalan sangat alot, pasalnya para korban masih enggan meninggalkan kawasan lapak yang telah hancur dilahap api tersebut.
"Kita dari pemerintah sudah mensosialisasikan dan mengupayakannya bukan tidak tahu, tapi mereka korban inginnya tetap tinggal di sana (lapak). Sekalinya ada yang ingin pindah, tapi ditolak sama pemilik kontrakan. Karena dia (korban) bawa barang-barangnya (barang hasil memulung)," ujar Pilar kepada TangerangNews.com, Senin, 6 September 2021.
Baca Juga :
Selain menawarkan kontrakan, Pilar mengatakan bahwa pihak pemerintah kota juga telah memberi solusi lain, yaitu menyediakan tempat tinggal di rusunawa atau rumah susun. Namun, lagi-lagi tawaran itu tetap ditolak.
"Dengan alasan tadi, kita terus upayakan bahwa solusi tersebut terbaik untuk mereka, karena kita kasihan juga," imbuhnya.
Ratusan korban tersebut, masih sangat bersikukuh untuk tetap dapat menetap di lapak yang sudah hangus terbakar tersebut secara berkelompok.
Padahal di sisi lain, usut punya usut ternyata tanah tersebut kini berstatus sengketa antara pihak swasta.
"Sulit jadinya, sedangkan pemerintah tidak bisa masuk ke sana, sampai membangun kembali lapak yang terbakar karena itu lahan masih sengketa juga dari pihak swasta dengan swasta," jelasnya.
Pilar pun berharap, agar ke depannya para korban dapat meninggalkan lapak tersebut dan mau menempati kontrakan yang sudah disediakannya.
"Karena kan kasihan juga. Saya hanya tidak ingin ada kejadian serupa terjadi kembali. Kami hadir ini ingin mencarikan solusi. Agar mereka dapat hidup dengan layak," tandasnya.
Sebelumnya, lapak pemulung seluas hampir dua hektare tersebut terbakar pada Rabu, 25 Agustus 2021 dini hari. Ketika para penghuninya sedang tertidur lelap.
Dengan cepatnya, si jago merah mampu meluluhlantakkan hampir seluruh bangunan semi permanen yang terbangun di atasnya.
Akibatnya, ratusan pemulung menjadi korbannya. Mereka terpaksa harus merelakan tempat tinggalnya.