TANGERANGNEWS.com-Kasus dugaan pencemaran aliran Sungai Cisadane yang melintas di wilayah Tangerang Selatan, kini masih bergulir dan dalam pengusutan pihak Kepolisian.
Hal itu ditegaskan Kasat Reskrim Polres Tangsel AKP Angga Surya Saputra saat dijumpai di Mapolres Tangsel pada Rabu, 6 Oktober 2021.
Hingga saat ini, Angga mengatakan pihaknya telah memeriksa dua orang sebagai saksi.
Keduanya itu berstatus pegawai. Mereka bekerja di tempat pencucian sampah yang diduga menjadi asal cairan merah di aliran Sungai Cisadane, Sabtu, 2 Oktober lalu.
"Kami sudah melakukan penyelidikan. Beberapa orang sudah kami mintai keterangan, kami panggil untuk diklarifikasi. Sudah ada dua orang pegawai," kata Angga kepada awak media.
Ia menegaskan, penyelidikan yang dilakukannya tak cukup sampai di situ. Rencananya, polisi akan kembali memanggil satu orang lainnya untuk diperiksa.
Seseorang tersebut merupakan pemilik dari tempat pencucian sampah tersebut.
"Rencananya besok ada satu lagi. Yang bersangkutan adalah pemilik dari pada tempat pencucian sampah itu. Jadi perlu diketahui bahwa TKP itu adalah lokasi tempat pencucian sampah," tuturnya.
Selain memanggil sejumlah saksi, polisi juga telah mengambil sejumlah sampel atau contoh air sungai beserta zat berwarna merah tersebut.
Sampel-sampel tersebut kini masih dalam penelitian di laboratorium.
"Masih kami lakukan penyelidikan. Termasuk dengan sampel dari air sungai dan juga zat yang menyebabkan warna merah itu. Saat ini sedang kita lakukan uji lab juga. Itu nanti kita tunggu dari lab. Kita tidak bisa memastikan juga," paparnya.
Angga menambahkan selama masa penyelidikan ini, tempat pencucian tersebut kini tak dapat lagi beroperasi.
"Sudah tidak beroperasi lagi karena dalam proses penyelidikan," tandasnya.
Sebelumnya, dugaan pencemaran lingkungan ini mencuat di media sosial. Warganet dan warga sekitar pun heboh dengan adanya cairan merah pekat seperti darah mengalir di aliran sungai Cisadane. Tepatnya yang melintas di wilayah Serpong, Tangerang Selatan.
Fenomena perubahan warna aliran sungai itu, pertama kali dilihat oleh seorang pemancing yang hendak mencari ikan.
Berdasarkan rekaman video yang viral di media sosial, sejumlah instansi terkait, mulai dari Kementerian, Pemda setempat, hingga Kepolisian kini mulai melakukan penyelidikan.