TANGERANGNEWS.com-Wilayah Tangerang Selatan kini telah memasuki musim hujan. Untuk itu, masyarakat diimbau untuk selalu waspada. Bukan hanya waspada akan adanya banjir, namun juga terhadap "tamu tak diundang" yang kerap berdatangan ketika musim hujan, terutama ular.
Pasalnya, berbagai jenis hewan melata tersebut kerap keluar dari tempat persembunyiannya ketika musim hujan tiba.
Kemudian ada pula jenis ular paling berbisa yang menjadikan musim hujan ini sebagai massa perkawinan dan penetasan telur-telurnya, sehingga tak jarang hewan melata tersebut masuk ke dalam rumah warga.
Komandan Regu Rescue Tim A Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Tangsel, Darus Salam memaparkan, sejak Oktober hingga memasuki pertengahan November ini sedikitnya terdapat belasan laporan terkait adanya penemuan ular.
Terakhir, ular jenis sanca sepanjang 3 meter masuk ke dalam rumah warga yang sedang tertidur pulas di Jalan Kesenian No. 10 RT 01/05, Buaran, Serpong, Tangerang Selatan, Selasa, 9 November 2021.
"Ya benar, sejak Oktober hingga tanggal 9 November ini hewan yang sudah kami amankan di kantor, itu ada sembilan ekor ular jenis sanca dan 6 ekor jenis kobra. Semuanya di permukiman warga," papar Darus saat dihubungi TangerangNews.com.
Menurut Darus, hal itu terjadi secara alami. Terdapat dua faktor yang menyebabkan ular kerap masuk ke rumah.
"Yang pertama ular mencari mangsanya, seperti tikus dan lainnya. Kemudian, kedua dia keluar dari sarangnya untuk mencari tempat baru yang lebih nyaman," jelasnya.
Untuk itu, kata Darus, cara pertama yang harus dilakukan untuk mencegah masuknya ular ke dalam rumah adalah dengan menjaga agar tidak ada rantai makanan ular di rumah kita.
"Yang pertama kita harus pastikan kalau di rumah kita tidak ada rantai makanan. Terutama tikus ya," tuturnya.
Selain itu, kata Darus, harus dipastikan pula bahwa di rumah tidak ada tumpukkan barang-barang bekas yang dapat menjadi tempat persembunyian ular.
"Jadi kami mengimbau agar masyarakat dapat memastikan bahwa rumahnya tak ada tumpukkan barang bekas. Lebih baik di musim hujan ini, barang-barang tersebut dirapikan, diikat, dipisahkan dari yang masih digunakan, dan disingkirkan menjadi lebih rapi," bebernya.
"Jadi harus dipastikan tak ada tumpukkan benda yang dapat menjadi sarang bagi hewan melata tersebut," sambungnya.
Pasalnya, ketika keluar dari sarangnya, ular akan mencari sarang baru yang lebih nyaman. Hal ini lebih sering terjadi di permukiman warga yang dekat dengan aliran kali atau sungai, dan juga kebun kosong.
"Jadi kan memang ular itu bersarang di lubang tempat tikus. Nah, saat musim hujan ini lubang itu jadi lebih lembab, sehingga mangsanya kabur dan ular tersebut jadi tidak nyaman. Dia mencari tempat baru sesuai suhu yang sesuai dengan tubuhnya secara alami," terangnya.
Kemudian selain dengan merapikan tumpukkan barang, memberi wewangian atau cairan pembersih lantai juga dapat dilakukan untuk mencegah ular masuk ke rumah. "Sering-sering pakai kamper dan cairan pembersih lantai yang wangi," katanya.
Terakhir, jika memang hewan tersebut sudah telanjur masuk ke dalam rumah, maka langkah yang harus dilakukan adalah langsung melapor ke petugas, atau orang yang memang ahli dalam hal evakuasi hewan melata tersebut.
"Langsung lapor saja, misalkan ke kami. Segera hubungi call center Damkar Tangsel 24 jam di nomor 0811900074 sambil memantau ke mana arah ular bergerak. Jangan ambil langkah sendiri. Kami akan datang dan evakuasi," imbau Darus.
"Segera lapor, sekalipun itu ular kecil. Karena khusus kobra, kalau ada dua anak ditemukan, biasanya terdapat induknya. Kami pasti datang, ada atau tidaknya ular tersebut, kami akan bantu. Kami akan bantu, termasuk agar tempat-tempat yang disinyalir menjadi sarang itu tidak ada lagi," tambah dia.