TANGERANGNEWS.com-Warga Tangerang Selatan (Tangsel) yang terdampak kekeringan dan membutuhkan pasokan air bersih, bisa mengajukan permintaan bantuan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Kordinator Bidang informasi dan komunikasi (Pusdalops) BPBD Kota Tangsel Sutrisno menjelaskan prosedur permintaan air bersih ke BPBD bisa dimulai dari tingkat RT hingga lurah masing-masing tempat tinggal.
"Nantinya RT atau lurah akan koordinasi dengan BPBD Tangsel, kemudian kami mengirimkan sesuai kebutuhannya," ujarnya Sutrisno.
Lebih lanjut, Sutrisno meminta masyarakat untuk mengambil air yang sudah ditempatkan ke dalam toren yang disediakan oleh pihak kelurahan, saat ketika BPBD Tangsel mengirimkan air.
Hal tersebut berguna untuk mempercepat pendistribusian air bersih.
Menurutnya, ketika warga harus mengisi jerigen atau ember satu per satu akan memakan waktu. Namun jika air ditampung terlebih dahulu, maka air akan dialirkan ke toren dengan ukuran 2000 liter secara cepat.
Lalu, warga bisa mengambilnya dengan bebas sesuai kebutuhan masing-masing tanpa perlu mengantri panjang.
"Nanti kita antar air bersih ke wilayah warga yang terdampak keringan air," jelasnya.
Sebelumnya di beritakan ada 60 KK di RT 02/01, Kelurahan Keranggan, Koceak Bogo, Kecamatan Setu, yang terdampak kekeringan air bersih.
Sutrisno menambahkan sejak awal September, baru ada satu daerah di Kecamatan Setu yang terdampak kekeringan air bersih.
“Terhitung sejak September hingga hari ini, kami sudah menyalurkan 3 tangki air bersih dengan total 12.000 liter. Per tangki berisi 4.000 liter,” ujar dia.
Ia memprediksi dampak kekeringan akibat El Nino bisa sampai November bahkan pertengahan Desember.
BPBD Tangsel telah menyiapkan 400-an tangki air bersih yang nantinya dapat digunakan untuk daerah rawan bencana kekeringan pada 2024 ini.
“Di tiga titik kelurahan Keranggan yang masuk dalam peta rawan bencana kekeringan tersebut, hampir seluruh desa terkena dampak. Ada sekitar 170 KK yang terkena dampaknya,” kata dia.
Walaupun hampir seluruh desa terkena dampak, ia menggaris bawahi sudah ada beberapa wilayah yang tidak terdampak karena sudah memiliki sumur dalam dengan kisaran 30 meter atau sistem pengairan buatan lain.