TANGERANG-Wali Kota Tangsel Airin Rachmi Diany membenarkan wilayahnya mendapat bantuan dari Kementerian Pekerjaan Umum dalam mengembangkan pengelolaan sampah di Kota Tangsel dengan pengelolaan Intermediate Treatment Facility (ITF) , dan sentra 3R (Reuse, Reduce, and Recycle) .
Sistem ini adalah pengolahan sampah yang dipusatkan di tempat pengelolaan sampah terpadu (TPST) skala lingkungan. Diharapkan dengan sistem ini, Kota Tangsel bisa terbebas dari persoalan sampah yang dalam sehari di Tangsel mencapai 600 kubik sampah.
Wali Kota Tangsel Airin Rachmi Diany mengatakan, meskipun sudah ada 14 TPST.
Namun, diakuinya belum cukup dapat menyelesaikan persoalan sampah. Sebab, persoalan lahan kembali menjadi masalah untuk mengejar target Pemkot Tangsel yang berencana membangun 54 TPST.
Diakuinya, memang TPA Cipeucang telah beroperasi, tetapi kapasitasnya hanya bisa menampung 1600 meter kubik. Diperkirakan TPA Cipeucang hanya mampu bertahan selama 15 tahun. “Untuk itu melihat fenomena seperti ini, Kementerian Pekerjaan Umum mencoba memilih Tangsel menjadi percontohan dalam pengelohan ITF,” ujarnya, Selasa (25/09).
ITF menurut Kementerian Pekerjaan Umum kepada Pemkot Tangsel, sukses di Malang, Jawa Timur. “Kita baru mau jadi percontohan, nah ini yang ingin kita survey ke Malang,” kata Airin.
Sistem ITF ini bagusnya, karena tidak semua sampah akan dibuang ke TPA Cipeucang. Sampah tersebut akan diolah telebih dahulu di TPST yang ada di lingkungan-lingkungan perumahan.