TANGERANG-Mahasiswa Tangsel yang tergabung dalam Komite Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) mendesak Pemkot Tangsel untuk segera melakukan penertiban minimarket yang kian mengancam kesejahteraan pedagang kecil. Desakan itu dilakukan dalam bentuk aksi demonstrasi di depan gedung Wali Kota Tangsel, Senin (22/10).
Dalam aksinya, mahasiswa yang berjumlah belasan itu melakukan orasi dan mulai mendengungkan tuntutan-tuntutan mereka. Antara lain, meminta agar Airin menyelesaikan pertikaian ormas, memberikan kenyamanan aktifitas kuliah di kampus-kampus, mengevaluasi keberadaan minimarket, khususnya yang tidak berizin.
Mahasiswa juga mendesak agar Wali Kota Tangse Airin Rachmi Diany segera mengevaluasi keberadaan minimarket Seven Eleven Ciputat yang letaknya hanya 100 meter dari UIN Syarif Hidayatullah Ciputat.
“Keberadaan minimarket ini harus segera dievaluasi, kami lihat tidak ada penangkalan kebijakan penerbitan izin minimarket yang terus mengancam keberadaan pedagang kecil,” sebut Imran Hasyim, Ketua PD KAMMI Tangsel.
Mahasiswa berharap, adanya Pemkot Tangsel yang kini dipimpin oleh Airin dapat menciptakan Tangsel yang lebih baik lagi. Khususnya kebijakan yang menyentuh rakyat kecil, seperti meminimalisiri kebaradaan minimarket yang kini jumlahnya berbanding terbalilk dengan pengembangan pasar tradisional.
“Apa lagi kini sudah ada Seven Eleven yang tidak hanya menggerus pedagang kecil, yang juga tidak sesuai dengan motto religius milik Kota Tangsel. Dimana, sudah diketahui umum, Sevel ini sangat pro dengan penjualan minuman keras. Makanya kami minta segera ada penertiban,” singkatnya.
Kepala Dinas Perindustian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Tangsel Muhammad terus menginventarisir keberadaan minimarket yang dikeluhkan banyak pihak. Dimana, hasil pendataan sudah tuntas di dua kecamatan, yakni Pondok Aren dan Setu. “Di Pondok Aren ada 60 minimarket, dan di Setu ada 20 minimarket yang kami data. Kami memang sedang melakukan penertiban minimarket tersebut,” jelasnya.
Saat ini, pihaknya masih mengalami kendala pendataan minimarket. Dimana, tim yang terjun kelapangan tidak menemukan manajer minimarket yang ada ditempat. “Masih banyak kendala yang kami hadapi. Dimana, tiap kami datang ke minimarket tidak ada manajernya. Makanya belum diketahui mana yang lengkap izinnya dan mana yang tidak,” imbuhnya.