TANGERANGNEWS-Serba Palembang. Kesan itulah yang akan dirasakan pengunjung manakala singgah di Restoran Pak Raden, Jalan Raya Serpong, No 68, KM 7, Serpong Utara, Kota Tangerang Selatan. Betapa tidak, dari seluruh menu yang ada di restoran ini, semuanya serba khas daerah Palembang.
Mulai dari Pekmpek Palembang dan Pekmpek Panggang, Kapal Selam, Lengger besar dan kecil, Adaan bulet, Pistel Pepaya, Model, Tekwan, Lenggang Goreng, Kerupuk Kemplang, hingga Nasi Minyak, semuya tersaji lengkap. Soal rasa tak perlu khawatir, karena Pekmpek Pak Raden ini sangat berbeda dengan Pekmpek Palembang pada umumnya. Gurih dan tidak amis alias lezat.
Lalu, apa yang membedakan rasa Pekmpek Pak Raden dengan Pekmpek Palembang pada umumnya? Menurut Desi (27), pemilik Restoran Pak Raden, hal yang membedakan adalah bahan dasarnya. Mulai dari bumbu rempah, hingga ikan yang menjadi bahan utama dikirim langsung dari Palembang.
“Disini kami sengaja menggunakan ikan gabus yang dikirim langsung dari Palembang. Sedangkan pengolahannya juga menggunakan tekhnik khusus, hingga bau amis ikan pada Pekmpek yang kami sajikan hilang sama sekali,” ujar Desi tanpa menjelaskan tekhnik pengolahan khusus dimaksud.
Sedangkan Nasi Minyak yang menjadi menu andalan bagi Restoran Pak Raden, merupakan menu kolaborasi antara rasa khas Palembang dengan rasa khas makanan India yang dikenal dengan sebutan “Nasi Kebuli”. Hal yang membedakan adalah, dari sisi bumbu rempah serta aksesoris yang menemani nasi.
Untuk Nasi Minyak, lanjut Desi, aksesoris pendukung nasi yang digunakan adalah, ayam goreng kecap atau daging sapi malbi, dipadu acar, sambal nenas, kismis dan bawang goreng. Soal harga tak perlu khawatir. Karena di Restoran Pak Raden, semua makanan yang disajikan dijamin murah. Untuk Nasi Minyak misalnya, cuma dihargai Rp. 17.500 perporsi.
“Pokoknya pengunjung yang datang kami jamin puas. Selain seluruh menu makanan yang diproduksi sudah memiliki sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI), pengunjung yang datang juga bisa menikmati fasilitas internet gratis sepuasnya (free Hot Spot),” ujar Desi yang diamini oleh sang suami, Iwan Rifai (30).
Selain melayani pengunjung yang ingin makan di tempat, Restoran Pak Raden yang memiliki 5 cabang di Wilayah Jakarta dan Tangerang ini juga melayani pemesanan menu, baik untuk acara resmi kantor hingga pesta pernikahan. “Disini kami selalu menjaga kualitas makanan. Hingga bagi pelancong yang ingin membawa Pekmpek kami sebagai oleh-oleh, Pekmpek kami dijamin bisa tahan hingga 48 jam penuh,” katanya.
Pekmpek Sejati
Boleh dikata, pekmpek sudah mendarah daging bagi Iwan Rifai. Betapa tidak, sejak dilahirkan ke duania Iwan bahkan sudah mengenal pekmpek. Maklum saja, kedua orang tua Iwan sejak dulu memang pedagang pekmpek ternama di kawasan tempat tinggalnya, di Kelurahan Tiga Belas Ulu, Palembang.
Meski hidup dan dibesarkan ditengah keluarga yang berkecukupan, namun Iwan bukanlah tipe anak manja. Itu terbukti dengan kebiasaannya berdagang pekmpek sejak kecil. Semua itu bukan karena kedua orang tuanya pelit, melainkan karena darah bisnis yang sudah terlanjur mengalir di tubuhnya.
“Kalau minta tambah uang jajan sama orang tua, penggunaannya selalu diatur. Jadi saya lebih suka mencari uang lebih dari hasil berjualan pekmpek ketimbang merengek sama orang tua. Karena uang hasil jualan sendiri, bisa saya gunakan sesukanya,” kata Iwan dengan logat Palembangnya yang begitu kental.
Sedangkan bisnis restoran pekmpek baru digeluti serius oleh Iwan, setelah lepas dari bangku kuliah sekitar 10 Tahun lalu. Mulanya Iwan mencoba peruntungan dengan membuka Restoran Pekmpek kecil yang diberi nama Pak Raden di kawasan Radio Dalam Raya, Jakarta Selatan.
Tapi siapa sangka hanya dalam kurun waktu dua tahun saja, bisnis yang digeluti Iwan ternyata berkembang cukup pesat. Hingga kini, Iwan sudah memiliki 5 restoran di wilayah Jakarta dan Tangerang. Pesatnya perkembangan bisnis yang digeluti Iwan, kiranya seiring dengan cita-cita yang sejak dulu terpatri dalam benaknya. Yaitu memperkenalkan rasa daerah Palembang keseantero Indonesia, atau bila memungkinkan hingga ke seluruh dunia. (Roedy PG)