TANGERANG – Pada kuartal keempat 2015, penjualan ponsel Samsung mengalami peningkatan. Sementara Apple justru untuk pertama kalinya mengalami penurunan.
Data tersebut dilansir lembaga riset Gartner. Total ada 403 juta unit ponsel yang terjual hingga akhir kuartal keempat 2015. Jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, angka tersebut naik 9,7%. Walau secara umum dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan di kuartal empat 2015 adalah yang terendah sejak 2008 lalu.
“Hadirnya smartphone murah di pasar negara berkembang dan tingginya permintaan smartphone premium, terus menjadi faktor pendorong (angka penjualan smartphone),” kata Anshul Gupta, Direktur Riset Gartner dalam keterangannya.
Dalam periode itu dari lima produsen smartphone teratas, hanya Samsung dan Huawei yang mampu meningkatkan angka penjualan. Samsung berhasil meningkatkan pangsa pasar sebesar 0,8% dari 73 juta ke 83,4 juta unit. Sementara Huawei meningkat 2,3% dari 21 juta ke 32 juta unit. Sedangkan angka penjualan Apple, Lenovo, dan Xiaomi terjadi penurunan.
Untuk Apple, ini adalah pertama kalinya penjualan mereka turun sebesar 4,4% dari 74,8 juta ke 71,5 juta unit. Sementara Lenovo dan Xiaomi, masing-masing turun dari 24,2 juta ke 20 juta unit dan 18,5 juta ke 18,2 juta.
Secara keseluruhan, penjualan smartphone pada tahun 2015 mencapai 1,4 miliar unit, atau meningkat dari 14,4% pada 2014. Untuk total penjualan smartphone pada tahun 2015, Samsung saat ini masih menempati posisi pertama dengan angka penjualan 320,2 juta unit. Namun, pangsa pasarnya turun 2,2%.
Setelah itu, disusul Apple dengan angka 225,9 juta unit. Sementara posisi ketiga ditempati oleh Huawei dengan 104 juta unit sehingga pangsa pasarnya naik dari 5,5% ke 7,3%. Untuk sistem operasi pada smartphone, terjadi peningkatan pangsa pasar Android sebesar 16,6% pada kuartal keempat tahun 2015 yang kini meraih 80,7% secara global. Sedangkan pangsa pasar iOS hanya 17,7% pada kueartal keempat 2015.
“Pangsa pasar Android terus tumbuh karena maraknya smartphone terjangkau dan turunnya penjualan perangkat iOS di pasar premium pada kuartal keempat 2015,” kata Roberta Cozza, salah satu direktur riset lainnya di Gartner.
Meskipun Samsung menempati peringkat pertama, bukan berarti pabrikan asal Korea Selatan itu aman. Di 2016 ini akan banyak sekali ponsel pintar dengan harga menggiurkan yang siap bertarung. “Untuk menghentikan turunnya penjualan smartphone Samsung di kelas premium, diperlukan smartphone flagship baru yang bisa bersaing dengan iPhone,” kata Gupta.
Gupta juga mengatakan bahwa 85% pengguna smartphone kelas menengah di pasar Asia Pasifik akan mengganti ponselnya dengan kategori yang sama. “Harga yang agresif dari merek lokal dan China untuk smartphone kelas menengah dan kelas bawah di pasar negara berkembang menyebabkan konsumen lebih cepat untuk mengganti smartphonenya.”
Selain itu, lemahnya nilai tukar mata uang terhadap dolar AS di banyak negara berkembang membuat banyak produsen ponsel yang mengimpor perangkatnya kesulitan untuk mendapatkan laba. Kondisi ini mendorong beberapa produsen untuk mempertimbangkan mendirikan pabrik di India dan Indonesia untuk menghindari devaluasi mata uang dan pajak impor yang tinggi.