TANGERANGNEWS.com- Mulai 2025, Google mendorong pengguna Gmail untuk membuat alamat email baru. Langkah ini diambil guna meningkatkan keamanan pengguna dari ancaman phishing, malware, dan penipuan online yang terus berkembang.
Meningkatnya aktivitas email bermuatan malware dan serangan siber, terutama yang memanfaatkan kecerdasan buatan (AI), menjadi alasan utama di balik imbauan ini.
Meski Google telah memblokir lebih dari 99,9% email berbahaya, ancaman ini masih berpotensi bahaya bagi keamanan 2,5 juta pengguna Gmail.
Menurut pernyataan Google, teknologi AI kini dimanfaatkan untuk memperkuat sistem keamanan Gmail. Dengan mengintegrasikan model AI berbasis Large Language Model (LLM), sistem ini mampu mendeteksi dan menangkal spam, phishing, serta malware secara lebih efektif.
Namun, firma keamanan siber seperti McAfee memperingatkan bahwa teknologi ini juga dimanfaatkan oleh penjahat siber untuk menciptakan serangan yang lebih canggih dan sulit terdeteksi.
"Seiring perkembangan AI yang lebih mudah diakses saat ini, penjahat siber menggunakannya untuk menciptakan scam yang lebih meyakinkan dan terpersonalisasi, sehingga lebih sulit terdeteksi," kata Firma keamanan siber McAfee dikutip dari CNBC Indonesia, Kamis, 26 Desember 2024.
Google telah menguji fitur baru bernama Shielded Email. Fitur ini memungkinkan pengguna membuat alamat email alias untuk penggunaan satu kali atau terbatas.
Pesan yang diterima melalui alamat alias akan diteruskan ke email utama pengguna, sehingga email utama tetap terlindungi dan tidak terekspos secara publik.
Sistem serupa juga diperkenalkan oleh Apple dengan fitur Hide My Email, yang memungkinkan pengguna membuat alamat email unik dan acak tanpa membagikan email utama mereka.
Spam dan penipuan yang memanfaatkan email terus meningkat. Data dari Mailmodo menunjukkan bahwa pesan spam menyumbang lebih dari 46,8% lalu lintas email secara global. Banyak perusahaan kini beralih ke platform komunikasi lain seperti Teams, Slack, atau aplikasi pesan instan untuk menghindari risiko ini.