TANGERANGNEWS.com-Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi) RI, Meutya Hafid mengatakan transformasi digital di Indonesia berpotensi menghasilkan nilai ekonomi digital hingga USD 360 miliar pada tahun 2030, atau setara dengan sepertiga dari nilai ekonomi digital di ASEAN.
Hal ini dikatakan Meutya dalam orasi ilmiahnya di Sidang Terbuka Universitas Brawijaya, Gedung Samantha Krida, Malang, Minggu 5 Januari 2025.
"Ekonomi digital Indonesia saat ini menunjukkan tren positif, dengan pertumbuhan transaksi digital mencapai USD 90 miliar pada 2024, terbesar di Asia Tenggara," katanya.
Menteri menyoroti dominasi sektor e-commerce yang tumbuh 11% dengan nilai transaksi sebesar USD 65 miliar, berkat inovasi, seperti video commerce.
"Kami berkomitmen mempercepat transformasi digital yang inklusif, memberdayakan, dan berdaulat," ujar Menteri.
Menkomdigi menekankan pentingnya pembangunan infrastruktur digital, pengembangan talenta digital, dan tata kelola yang adaptif untuk memperkuat ekonomi digital nasional.
Dalam orasinya, Meutya menekankan tiga pilar utama transformasi digital:
1. Infrastruktur Digital: Pemerataan akses dan peningkatan kecepatan internet di seluruh Indonesia.
2. Talenta Digital: Target 9 juta talenta digital pada 2030 melalui program Digital Talent Scholarship.
3. Tata Kelola Ekosistem Digital: Menciptakan ruang digital yang aman dan berkelanjutan.
Melihat besarnya potensi ekonomi digital, Menteri Komdigi mengajak civitas akademika Universitas Brawijaya untuk berperan aktif dalam pengembangan ekonomi digital, melalui kolaborasi antara akademisi, pemerintah, dan dunia usaha.
"Universitas memiliki potensi besar dalam membangun ekosistem digital lokal dan nasional," kata Meutya.
Meski ekonomi digital memiliki prospek cerah, Meutya juga menyoroti tantangan global, seperti gejolak geopolitik dan fragmentasi ekonomi. Namun, dengan kolaborasi lintas sektor dan inovasi digital, Indonesia optimis menjadi salah satu pemain utama di Asia Tenggara.