TANGERANGNEWS- Penjabat Wali Kota Tangerang Selatan, Banten, akan melaporkan balik Sharif Abdullah ke Polda Metro Jaya karena dinilai telah melakukan pencemaran nama baik dengan membuat laporan palsu.
"Besok rencananya pihak Pemkot akan melaporkan balik Sharif Abdullah ke Polda karena telah membuat keterangan palsu dan pencemaran nama baik," kata Penjabat Wali Kota Tangerang Selatan, Eutik Suarta di Tangerang Selasa.
Sebelumnya, pada hari Senin (10/1), Sharif Abdullah melaporkan Penjabat Wali Kota ke Polda Metro Jaya dengan kasus pengeroyokan dan penganiayaan. Tindakan kekerasan tersebut dilakukan supir wali kota, Wahyudin dan anggota Patwal. Namun, Sharif Abdullah menuding bila pengeroyokan yang menimpanya, didalangi oleh Penjabat Wali Kota.
"Semua keterangan Sharif Abdullah yang dimuat media massa lokal dan keterangannya di Polda, semua tidak benar dengan fakta yang dilapangan. Jadi, kami akan lakukan gugatan balik," kata Eutik Suarta kepada sejumlah wartawan.
Eutik juga menegaskan, bila kedatangan Sharif untuk meminta bantuan dana kegiatan syukuran di salah satu masjid di daerah Pamulang. Kemudian, Eutik pun memberikan dana bantuan senilai harga satu ekor kambing. Lalu, Sharif pun keluar ruangan tanpa ada kegaduhan atau kekerasan.
"Saya lagi menerima tamu Kepala Dinas Pendidik Dadang Sofyan. Lalu, Pak
Sharif masuk ke ruangan dan meminta bantuan. Saya berikan bantuan dari dana
pribadi saya dan sebelum keluar ruangan, Pak Sharif pun memimpin doa. Jadi,
tidak ada kekerasan apapun," katanya.
Faisal Andika, petugas keamanan Balaikota yang juga saksi kejadian
mengatakan, peristiwa berawal dari kedatangan Sharif Abdullah menuju ruang wali kota melalui pintu khusus bukan jalur protokoler seperti tamu pada umumnya.
"Pak Sharif langsung masuk ke ruang wali kota tanpa mengisi buku tamu meski
petugas keamanan sudah melerainya agar menunggu," katanya.
Saat keluar ruangan, kemudian Andika memberikan pengarahan kepada Sharif
agar mengikuti prosedur protokoler ketika ingin menemui wali kota.
Namun, saran Andika tersebut dibantah oleh Sharif dengan nada tinggi hingga
terdengar kegaduhan. Ketika itu pula, dua petugas lainnya, Wahyudin (Patwal
Dishub) dan Angga (Anggota keamanan) datang untuk meminta Sharif turun dari ruang wali kota.
"Ketika diminta turun, pak Sharif memang sempat menolak sambil meronta -
ronta hingga akhirnya baju pak Sharif robek. Tapi tidak ada kekerasan," katanya.
Sharif Abdullah merupakan Wakil Ketua Bidang Organisasi Jamaah dan Ubdiyah
Lembaga Takmir Masjid Nahdatul Ulama, PBNU Pusat. Dihubungi, Sharif menuturkan bila dirinya tidak meminta dana bantuan kepada
wali kota namun hanya saja dirinya memang diberikan uang. Karena, kedatangannya menemui wali kota untuk menanyakan permasalahan sampah yang tidak kunjung selesai.
"Saya memang diberikan uang tetapi hanya sepeser dan tidak besar hingga
mampu membeli seekor kambing," katanya.
Tak hanya itu, Sharif juga tidak mempersoalkan mengenai gugatan balik wali
kota ke Polda. Dirinya siap bersaksi bila nantinya diperlukan.
"Silakan saja wali kota melaporkan balik. Semua kejadian saya alami sendiri
dan memang ada penganiayaan," katanya. (rangga zuliansyah)