Jangan Salah Beli, Ini Perbedaan Smart TV, Android TV, dan Google TV
Kamis, 21 November 2024 | 07:18
Televisi kini telah berevolusi dari sekadar menayangkan siaran lokal menjadi perangkat multifungsi dengan fitur internet dan aplikasi online.
TANGERANGNEWS.com-Mas kawin untuk si cantik Diana Simatupang sudah dipersiapkan oleh calon pengantin pria Oktariansyah Purnama Putra (26). Terlihat di dalam surat itu, Okta membelinya senilai Rp 3 Juta.
Namun, takdir berkata lain. Kecelakaan maut di Puncak Bogor telah menimbulkan kesedihan mendalam bagi keluarga Diana dan Okta pada, Sabtu (22/4/2017). Keduanya adalah dua dari empat korban tewas dalam musibah kecelakaan rem blong bus di Puncak, Bogor. BACA JUGA : Kisah Cinta Okta dan Diana
Diana yang merupakan lulusan SMA Nusantara 1, Perumanas Jalan Beringin, Kota Tangerang itu diketahui sering mengunggah foto kebersamaan mereka di media sosial.
"Benar kabar dari keluarga Okta sudah sampai beli mas kawin, " ujar Anderson Simatupang, ayahanda Diana, Minggu (23/4/2017) ditemui di Griya Cisauk Serpong RT 1/8, Blok AB No. 1 Kelurahan Suradita, Kecamatan Cisauk, Kabupaten Tangerang. BAcA JUGA : Calon Pengantin Cantik, Diana warga Cisauk Korban Kecelakaan Maut di Puncak Bogor
Jenazah almarumah Diana telah dimakamkan di TPU yang ada di sekitar rumah korban, yakni di Cisauk pada pagi tadi. Sedangkan, jenazah Okta akan dikubur di daerah Cibubur di dekat kediaman pamannya.
Keduanya, diketahui keluarga berencana akan mengikuti kegiatan acara kantor Diana di daerah Cipanas. Keduanya berangkat dengan mengenakan sepeda motor Yamaha Vixion warna hitam.
Gadis cantik berusia 24 tahun itu merupakan anak bungsu dari empat bersaudara. Keluarga mengaku tak percaya jika Diana kini sudah tiada. "Sempat enggak percaya, tetapi kenyataannya seperti ini," katanya.
Televisi kini telah berevolusi dari sekadar menayangkan siaran lokal menjadi perangkat multifungsi dengan fitur internet dan aplikasi online.
Musik sudah menjadi teman setia dalam berbagai momen kehidupan, dari perjalanan hingga bersantai di rumah.
Tidak bisa dimungkiri, dalam sistem kapitalisme sumber pemasukan utama negara didapatkan dari pajak. Maka tidak heran jika akhirnya berbagai cara dilakukan demi menertibkan rakyat dalam membayar pajak