TangerangNews.com

Pemkot Tangerang Pilih Ubah Puskesmas Jadi Tipe D, DPRD: Idealnya Bangun RSUD Baru

Achmad Irfan Fauzi | Selasa, 12 Januari 2021 | 19:26 | Dibaca : 622


Ketua Komisi II DPRD Kota Tangerang Saeroji. (TangerangNews.com / Achmad Irfan Fauzi)


TANGERANGNEWS.com-DPRD Kota Tangerang menanggapi rencana kebijakan Pemerintah Kota Tangerang lebih memilih mengubah status Puskesmas rawat inap menjadi rumah sakit tipe D, daripada membangun RSUD baru. 

Ketua Komisi II DPRD Kota Tangerang Saeroji mengatakan, idealnya Pemerintah Kota Tangerang harus tetap membangun dua RSUD baru demi memberikan pelayanan bagi masyarakat secara paripurna. 

"Pada prinsipnya kami ini kan bagian dari aspirasi masyarakat terkait dengan pelayanan kesehatan, kemudian pemerintah mau menyediakan atau memfasilitasinya untuk fasilitas kesehatan,  itu idealnya memang membangun yang baru," ujarnya kepada TangerangNews.com Selasa (12/1/2021). 

Sebab, kata Saeroji, sebenarnya sumber daya manusia Kota Tangerang sudah siap memberikan pelayanan kesehatan yang maksimal sesuai dengan keterangan organisasi profesi kedokteran. 

#GOOGLE_ADS#

Baca Juga :

"Kemudian atas dasar apa tidak dibangun yang baru atau hanya meng-upgrade (Puskesmas) saja menjadi tipe D. Itu kan harus dianalisa, harus dikaji,  tapi jangan lama-lama mengkajinya," katanya. 

Saeroji mengungkapkan, anggaran bukan alasan Pemerintah Kota Tangerang untuk tidak membangun RSUD baru. Dia ingin Pemerintah Kota Tangerang melakukan kajian secara komprehensif dalam memberikan pelayanan kesehatan. 

"Kalau memang itu terkait dengan kemampuan anggaran, saya yakin anggaran sih pemerintah kota bisa," jelasnya. 

Saeroji menuturkan, kurangnya fasilitas kesehatan atau RSUD di Kota Tangerang yang jumlahnya hanya satu dapat mengganggu kesehatan masyarakat, serta menunjukkan bahwa Pemerintah Kota Tangerang tidak berpihak pada masyarakatnya. 

"Tugasnya di eksekutif kan gitu dan secepatnya. Karena suara ini dan kita bisa dirasakan dengan kondisi yang sekarang. Fasilitas kesehatan Kurang, masyarakat agak terganggu pelayanan kesehatannya," imbuhnya. (RED/RAC)