TANGERANGNEWS.com — Debit air Sungai Cisadane surut akibat musim kemarau. Kondisi ini berdampak pada terjadinya kekeringan lahan pertanian di sejumlah wilayah di Kabupaten Tangerang.
Kepala Balai Besar Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) Bambang Hidayat mengatakan, debit air di Sungai Cisadane mengalami penurunan hingga 1,2 meter kubik dari kondisi normal.
"Sudah ada lima desa di Kabupaten Tangerang yang pertaniannya kekeringan," ujarnya kepada wartawan, Jumat (26/7/2019).
BACA JUGA:
Lima desa yang pertaniannya kekeringan itu berada di Desa Kedung Dalem dengan luas 90 hekate, Desa Tegal Kunir Kidul seluas 280 hektare, Desa Tegal Kunir Lor seluas 210 hektare, Desa Banyu Asin seluas 58 hektare, Desa Marga Mulya seluas 62 hektare.
Selain itu, satu desa lainnya juga terancam hal serupa, yaitu Desa Gempol Sari. Seluruhnya desa tersebut terletak di Kabupaten Tangerang.
Sementara Kota Tangerang, Bambang menyatakan aman dari kekeringan. "Kondisi kekeringan ini lebih parah dari tahun kemarin. Karena tahun ini musim kemarau lebih panjang," ucap Bambang.
Meskipun begitu, kondisi tersebut belum berdampak pada distribusi air baku kepada masyarakat melalui Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).
Bambang menambahkan, kondisi kekeringan karena musim kemarau ini diprediksi terjadi hingga September.
#GOOGLE_ADS#
Untuk itu, pihaknya telah melakukan antisipasi. Langkah yang diambil adalah irigasi yang kekeringan akan dibantu dengan operasional pompa air.
"Kalau pompa sudah tidak bisa juga, terpaksa kami bangun sumur dalam air tanah," pungkasnya.(MRI/RGI)