TANGERANGNEWS.com-Seiring dengan masifnya industrialisasi, minat pemuda untuk menjadi petani pun kian langka. Terbukti dengan berbondong-bondongnya pemuda desa yang hijrah ke kota untuk menekuni profesi lain yang sebagian besar adalah buruh pabrik. Regenerasi petani pun terputus.
Sementara disisi lainnya, pemerintah pusat saat ini sedang berkonsentrasi pada pembangunan di desa dengan dukungan pendanaan yang sangat besar. Hal tersebut menjadi keprihatinan kelompok pemuda yang tergabung dalam organisasi kepemudaan (OKP) Pemuda Tani Indonesia. Mereka pun berusaha menggelorakan semangat pemuda untuk bangga menjadi petani.
"Pemuda bertani itu luar biasa, kami berusaha membangkitkan kembali spirit dan kebanggaan pemuda menjadi seorang petani," ujar Ade Awaludin, Ketua DPD Pemuda Tani Banten, Selasa (29/8/2017).
Anggota DPRD Banten dari Partai Gerindra ini mengatakan, untuk mendorong minat pemuda bertani, DPP Pemuda Tani Indonesia bekerjasama dengan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa serta YS Insitute untuk menggelar kegiatan Dialog Tani, Senin (28/8/2017) kemarin. BACA JUGA : Wujudkan Ketahanan Pangan, AMPI Tangsel Kirim Kader Ikut Pelatihan Pertanian
Kegiatan bertajuk "Kaya Raya di Usia Muda dengan Bertani" tersebut diapresiasi oleh pemuda serta mahasiswa di Banten dengan dihadiri sekitar 500 peserta, Ketua umum DPP Pemuda Tani Indonesia, Fary Francis yang juga merupakan Ketua Komisi V DPR RI dan dipandu peneliti YS Institute yang juga Ketua Harian DPP Pemuda Tani, R.S Suroyo serta tiga narasumber.
Dikatakan Ade bahwa Ketua Umum DPP Pemuda Tani Indonesia Fary Francis pada kesempatan tersebut mengingatkan peserta soal besarnya anggaran yang masuk ke desa dari pemerintah pusat. Sehingga mahasiswa harus terlibat aktif dalam pembangunan di desa. Tahun ini, anggaran yang digelontorkan ke desa tersebut diatas Rp60 Triliun, hampir 200 persen kenaikannya dari tahun sebelumnya.
"Harapan beliau pendamping desa melibatkan pemuda berpotensi di daerah atau desa yang bersangkutan, karena mereka yang lebih mengetahui desanya. Pemberdayaan bidang pertanian pun lebih ditingkatkan," tambah Ade.
Tiga narasumber yang dihadirkan dalam dialog tersebut terbilang figur pemuda yang bisa menjadi inspirasi, diantaranya Nur Agis Aulia. Pemuda lulusan FISIPOL UGM ini adalah seorang peternak asal Serang, Banten yang dinobatkan sebagai Pemuda Pelopor Nasional.
Selain itu juga, Adi Pramudya, petani rempah-rempah asal Pati, Jawa Tengah adalah penerima penghargaan Kick Andy Young Heroes. Sementara narasumber lainnya, Renny Maharani dari Bank Indonesia yang membahas topik terkait kebijakan Bank Indonesia dalam mengatur inflasi sebagai bentuk dukungan terhadap UMKM berbasis pangan.
Ade meyakini, Banten memiliki prospek yang baik dalam bidang pertanian. Ketersediaan lahan serta pasar bisa dijadikan peluang pemuda untuk meningkatkan kesejahteraan melalui bertani, terlebih dengan adanya dukungan pendanaan untuk desa. BACA JUGA : Evaluasi Isu Pertanian, Pemuda Tani Banten Siap Gelar Rakerda
"Dana desa sangat strategis untuk membangun sektor pertanian. Kita harapkan desa mengalokasikan anggaran untuk pertanian dan peternakan," tukasnya.(RAZ)