Menu MBG di SMKN 3 Kota Tangerang Dibuat Siswa Jurusan Tata Boga
Kamis, 21 November 2024 | 18:52
Pelaksanaan uji coba program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali digelar di Kota Tangerang, dimana kali ini menyasar tingkat SMA.
TANGERANGNEWS.com-Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi menetapkan Silat Beksi sebagai warisan budaya tak benda (WBTB) asal Kota Tangerang pada Jumat, 30 September 2022.
Sejarah Beksi
Silat Beksi merupakan aliran silat khas Betawi yang pertama kali dikembangkan di daerah Kampung Dadap, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang oleh seorang petani peranakan Tionghoa, Lie Tjeng Hok.
Beksi merupakan gabungan dari jurus yang dipelajari Lie Tjeng Hok dengan kedua orang pribumi bernama Ki Jidan atau Kumpi Jidan dan Ki Miah atau Kumpi Maimah.
Ilmu bela diri ini merupakan pencampuran antara bela diri Tionghoa dengan bela diri Betawi yang didapat oleh Lie Tjeng Hok dari guru-guru silat Betawinya.
Silat Beksi adalah bentuk nyata akulturasi budaya Cina dan Betawi, meski gerakannya lebih condong ke Betawi. Sebab, lebih banyak mengadaptasi gerakan dari budaya Indonesia.
Penyebaran Silat Beksi dimulai ketika Lie Tjeng Hok mengajarkan ilmu bela diri tersebut kepada murid-muridnya, dari peranakan Tionghoa maupun kaum Betawi pesisir di sekitar tempat tinggalnya di Kampung Dadap berkisar pada tahun 1885-an.
Baca juga:
Bacang Ditetapkan Jadi Warisan Budaya dari Kota Tangerang
Salah seorang murid pribuminya yang paling berbakat adalah Ki Muharli (Marhali). Kemudian, Ki Muharli mempunyai murid peranakan Betawi bernama H. Gozali (Godjalih) bin H. Gatong, yang kemudian mengajarkan ilmunya pada murid-muridnya di Petukangan, Jakarta Selatan, serta di Batujaya, Batuceper, Kota Tangerang.
Murid-murid utama H. Gozali antara lain Kong H. Hasbullah bin Misin, Kong M. Nur, Kong Simin, dan Kong Mandor Minggu yang juga berguru pada Ki Muharli.
Dari situ kemudian Silat Beksi semakin menyebar ke berbagai tempat lainnya dan semakin menjamur, utamanya di daerah Batuceper, Kota Tangerang yang terkenal dengan Kampung Beksi.
Asal Usul Nama Beksi
Ilmu bela diri ini awalnya bernama Bhe Si, yang dalam bahasa Hokkian berarti 'kuda-kuda'.
Kemudian, karena kebiasaan dan pelafalan masyarakat Betawi, lama-kelamaan berubah nama menjadi Beksi.
Beksi mempunyai makna Bek berarti pertahanan dan si memiliki arti empat (penjuru mata angin).
Silat Beksi memiliki ciri gerakan yang terkenal cepat dan banyak menggunakan permainan tangan, terutama pada bentuk pukulannya.
Pesilat Beksi sering menggunakan pukulan dengan telapak tangan yang mengepal dan menghadap ke atas.
Selain itu, yang membuat seni bela diri Beksi ini berbeda adalah kekuatan hentakan kaki, sikut, dan cengkraman.
Jadi Ekstrakulikuler
Silat Beksi telah menjadi salah satu pelajaran ekstrakulikuler untuk tingkat SD, SMP, dan SMA, khususnya di daerah Jakarta dan Tangerang. Dengan demikian hubungan sosial yang erat dengan etnis Tionghoa sejak dulu telah terjalin erat melalui cikal-bakal jurus Silat Beksi.
Pelaksanaan uji coba program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali digelar di Kota Tangerang, dimana kali ini menyasar tingkat SMA.
Televisi kini telah berevolusi dari sekadar menayangkan siaran lokal menjadi perangkat multifungsi dengan fitur internet dan aplikasi online.
Dinas Perhubungan (Dishub) Tangerang Selatan (Tangsel) menilang puluhan unit truk tambang dan barang yang melanggar izin jam operasional di daerah tersebut, Kamis 22 November 2024.