TangerangNews.com

Tetangga Tidak Ada yang Tahu Penyebab Tewasnya Sui Kim

Rangga Agung Zuliansyah | Selasa, 16 Februari 2016 | 16:54 | Dibaca : 5298


Tampak warga mendatangi lokasi kejadian di Jalan Aryawasangkara, RT 2/2 Kelurahan Bugel, Kecamatan Karawaci, Kota Tangerang, (Rangga A Zuliansyah / Tangerangnewscom)


TANGERANG-Para tetangga tidak bagaimana peristiwa tewasnya, Sui Kim, 55.  Padahal rumah janda dua anak tersebut berada di pinggir Jalan Raya Aryawasangkara, RT 2/2, Kelurahan Bugel, Kecamatan Karawaci, Kota Tangerang, yang kondisinya selalu ramai di siang hari.

Baca Juga : Enci Sui Kim Pemilik Toko Sembako di Tangerang Tewas Dirampok

Pantauan di lokasi, rumah korban yang juga menjadi toko sembako itu bersebelahan dengan mini market Alfamart dan penjual Es Kelapa Muda.

Jalan di depan rumah korban juga ramai lalu lalang kendaraan. Toko sembako milik korban juga banyak memiliki langganan yang kerap datang setiap harinya.

Tetangga di depan rumah korban, Eni, mengaku tidak mendengar adanya kebisinganan terjadi di rumah korban yang biasa dipanggil Enci itu.

“Saya lagi di dalam rumah, enggak denger ada ribut-ribut. Enggak melihat juga siapa yang masuk rumah Enci. Sya baru tahu Enci meninggal pas mau beli beras,” jelasnya.

Tetangga korban yang lain mengatakan, sebelum tewas, Enci sempat membeli nasi uduk di samping rumahnya sekitar pukul 07.00 WIB. Ketika itu tokonya belum buka.

“Pagi-pagi dia masih keluar beli nasi uduk. Dia baru buka toko Jam 8,” katanya.

Korban dikenal sebagai orang yang baik dan tidak memiliki masalah dengan tetangga. Dia hanya sering bertengkar mulut dengan anak pertamanya. Warga menilai anak korban itu agak stress.

“Anaknya emang rada-rada. Kalo ada orang belanja, anaknya suka ketus. Orang jadi nggak suka belanja di situ. Jadi Enci suka ngomelin anaknya,” jelasnya.

Keluarga korban sempat mendatangi rumah korban setelah mengetahui kejadian tersebut. Salah satu kakaknya sempat bertanya kepada warga terkait kejadian tersebut.

“Kok bisa? Kenapa nggak ada yang nolong dia?” katanya sambal menangis.

Salah seroang tetangga menjawab bahwa mereka tidak mengetahui kejadian tersebut.

“Kita enggak ada yang tahu. Kalau tahu pasti kita tolongin,” katanya.