Connect With Us

Geger Kasus Sodomi di Rajeg, Ini Kata Bupati Tangerang

Mohamad Romli | Selasa, 9 Januari 2018 | 14:00

Bupati Tangerang, Ahmed Zaki Iskandar, saat diwawancarai awak media usai memimpin rapat bersama terkait kasus tersebut bersama jajarannya di ruang Solear, Gedung Sekretariat Daerah, Puspemkab Tangerang, Selasa (9/1/2017). (@TangerangNews / Mohamad Romli)

TANGERANGNEWS.com-Kasus Sodomi yang dilakukan WS alias Babeh, 49, di Kecamatan Gunung Kaler dan Rajeg terhadap 40 anak laki-laki dibawah umur menjadi tamparan keras atas kinerja Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kabupaten Tangerang, untuk mencegah peristiwa tersebut tidak berulang kembali. Selain itu, hal terpenting adalah memulihkan kondisi kejiwaan para korban.

Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar pun turut angkat bicara. Kepada awak media ia mengatakan, saat ini fokus pihaknya adalah melindungi korban serta keluarganya dengan memberikan pelayanan medis, serta pendampingan psikologi untuk memulihkan trauma korban pasca peristiwa yang menimpanya.

BACA JUGA:

Zaki pun meminta semua elemen termasuk media massa untuk bersama-sama melindungi korban dan keluarganya.

"Agar mereka tidak terlalu traumatik dan mengalami gangguan berikutnya," ujarnya usai memimpin rapat bersama terkait kasus tersebut bersama jajarannya di ruang Solear, Gedung Sekretariat Daerah, Puspemkab Tangerang, Selasa (9/1/2017).

Ditanya soal tindakan pencegahan, Zaki memaparkan, tahun ini Pemkab Tangerang melalui DP3A akan melakukan sosialisasi secara massif kepada masyarakat. Upaya ini diharapkannya bisa membangun sikap sensitif masyarakat terhadap fenomena sosial yang terjadi terkait tindakan pelecehan seksual, kekerasan seksual bahkan perdagangan manusia.

"Agar masyarakat bisa mendapatkan informasi yang jelas terhadap indikasi ataupun kejadian-kejadian yang terjadi di tengah masyarakat," tambahnya.

Zaki mencontohkan pada kasus kekerasan seksual yang dilakukan WS, semestinya masyarakat sudah mencurigai tindakan pelaku yang membuat gubuk diarea persawahan, karena secara logika, tindakan WS tersebut patut dicurigai. Terlebih salah satu peruntukan gubuk itu menurut pengakuan tersangka sebagai tempat untuk menurunkan ajian semar mesem kepada para korban yang ternyata hanya menjadi modus semata.

"Indikasi-indikasi ini perlu diketahui masyarakat," imbuhnya.

Konsep edukasi terhadap masyarakat ini diharapkannya mampu membangun sensitifitas masyarakat terhadap perilaku menyimpang yang melanggar hukum terlebih kekerasan seksual terhadap anak.(RAZ/RGI)

KAB. TANGERANG
Punya 2 Sentra Budidaya, Pemkab Tangerang Dorong Ikan Hias Jadi Komoditas Ekspor

Punya 2 Sentra Budidaya, Pemkab Tangerang Dorong Ikan Hias Jadi Komoditas Ekspor

Senin, 23 Juni 2025 | 21:23

Wakil Bupati Tangerang Intan Nurul Hikmah menyebut pihaknya terus berupaya mendorong agar ikan hias menjadi komoditas ekspor.

KOTA TANGERANG
Ada Ustaz Solmed hingga Band Hijau Daun, Festival Al-A'zhom 2025 Bakal Digelar 11 Hari

Ada Ustaz Solmed hingga Band Hijau Daun, Festival Al-A'zhom 2025 Bakal Digelar 11 Hari

Selasa, 24 Juni 2025 | 11:57

Acara bernuansa keagamaan tahunan di Kota Tangerang, Festival Al-A'zhom akan kembali digelar tahun ini.

OPINI
Cuaca Ekstrem, Panen Gagal: Adaptasi Iklim Kini Wajib di Pertanian

Cuaca Ekstrem, Panen Gagal: Adaptasi Iklim Kini Wajib di Pertanian

Senin, 23 Juni 2025 | 15:01

Saat ini penggunaan kendaraan bermotor berbahan bakar fosil kian meningkat yang menyebabkan makin tingginya gas rumah kaca. Gas Rumah kaca tersebut menyebabkan perubahan iklim yang berdampak pada munculnya fenomena cuaca ekstrem secara global.

""Kekuatan dan perkembangan datang hanya dari usaha dan perjuangan yang terus menerus""

Napoleon Hill