TANGERANGNEWS.com-Pondok Pesantren La Tansa berupaya menjawab tantangan melahirkan santri yang memiliki daya saing secara global agar dapat menghadapi era industri 4.0.
Bersama SGG Institut, pondok pesantren yang berdomisi di Lebak, Banten ini menggelar bincang literasi bertemakan “Milenial Generation In The Industrial Revolution 4.0” dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional 2022.
Founder Santri Goes Global (SGG) Institut, Abdul Hakim menjelaskan, SGG Institut merupakan lembaga yang bergerak untuk mewadahi proses-proses pengenalan, persiapan, penguatan pembelajaran dan kapasitas akademik agar para santri dapat memilki prospektus karir dan akademik yang berorientasikan global.
Baca juga: Peringatan Hari Santri 2022 di Kabupaten Tangerang Jadi Momen Mengenang Perjuangan Santri
“SGG Institut ini didirikan oleh sejumlah aktivis dan akademisi alumni pesantren yang ingin berkontribusi pada pesantren terutama membangun orientasi santri di tingkat nasional dan daerah untuk aktif berpartisipasi di dunia akademik dan karir yang berskala global," ujar Abdul Hakim dalam keterangannya, Selasa, 22 Oktober 2022.
Kegiatan yang digelar dua hari lalu ini menghadirkan narasumber alumni pesantren dengan beragam profesi mulai dari aktivis NGO internasional, aktivis literasi, dan pendidikan, serta profesional di bidang industri yang telah mengenyam pendidikan di kampus terkemuka di dunia.
Baca juga: Dulu Dipandang Sebelah Mata, Kini Madrasah Ibtidaiyah Al Husna Gembor Tangerang Miliki Ratusan Murid
Menurut Abdul Hakim, momentum globalisasi dan era digital membuat dunia saling terkait, mudah diakses, dan saling berkoneksi satu sama lainnya.
“Diharapkan ke depan ada inisiatif khusus yang dikembangkan di Pesantren La Tansa dan pesantren lainnya yang menjadi mitra SGG Institut untuk menyiapkan tahapan-tahapan yang diperlukan agar visi santri goes global ini bisa direalisasikan,” katanya.
Alumni Heidelberg University yang juga alumni Pondok Pesantren La Tansa, Muhammad Saman mengatakan di era global saat ini persaingan semakin ketat, maka sudah sepatutnya para santri lebih percaya diri, berani dan gigih dalam bersaing dengan para kompetitor diluar sana.
Lihat juga: Puluhan Ribu Santri 'Tumpah Ruah' di Jalanan Kota Tangerang
“Santri ini unik, di mana saat mereka keluar dari pesantrennya sudah membawa nilai plus yang tidak dimiliki oleh para lulusan dari institusi pendidikan lainnya. Tiga nilai plus yaitu kemandirian, keagamaan, dan keterampilan menjadi modal penting bagi santri untuk bersaing didunia luar,” ucap Saman.
#GOOGLE_ADS#
Pimpinan Pondok Pesantren La Tansa KH Adrian Mafatihullah Kariem menegaskan, bahwa santri dipersiapkan agar dapat menjadi pemimpin di masa yang akan datang. Pendidikan di pesantren selain memuat kurikulum intelektual dan pengetahuan juga memuat nilai-nilai kehidupan.
“Santri dibentuk oleh pendidikan pesantren untuk menjadi pemimpin yang tangguh dan berkarakter. Selain itu agar dapat memiliki daya saing secara global, santri harus diarahkan agar kreatif, inovatif dan produktif,” ucapnya.