TANGERANGNEWS.com-Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada tahun depan memiliki jembatan baru yang menyerupai daun semanggi guna meningkatkan aksesibilitas dari dan ke bandara terbesar di Indonesia itu.
Jembatan baru itu tepatnya berbentuk setengah daun semanggi. Sementara, infrastruktur yang benar-benar mirip daun semanggi penuh adalah Jembatan Semanggi yang terletak di Jakarta, di persimpangan antara Jalan Sudirman dan Jalan MH Thamrin.
Di Soekarno-Hatta, jembatan itu tengah dibangun tepat di depan pintu masuk serta menghubungkan dua jalan yang mengelilingi bandara yaitu Jalan Perimeter Utara dan Jalan Perimeter Selatan.
Adanya infrastruktur tersebut membuat lalu lintas kendaraan bermotor di kawasan Soekarno-Hatta, Tangerang, dan Jakarta menjadi terintegrasi.
BACA JUGA:
Kendaraan bermotor pun memiliki sejumlah alternatif, baik dari Jalan Perimeter Utara langsung menuju Perimeter Selatan dan sebaliknya, atau dari Perimeter Utara/Perimeter Selatan menuju arah bandara/Jakarta.
Adapun saat ini jumlah pergerakan kendaraan bermotor dari dan menuju Soekarno-Hatta cukup tinggi, seiring dengan jumlah penumpang pesawat yang mencapai 60-70 juta penumpang per tahun.
Setiap bulannya, taksi di Soekarno-Hatta melayani hingga 200.000 perjalanan penumpang, dan bus mencapai sekitar 29.000 perjalanan.
Sementara itu, pergerakan kendaraan bermotor yang melintas pintu tol Sedyatmo dari dan ke bandara pada weekday dan weekend dapat mencapai 1.500 satuan mobil penumpang (smp)/jam pada jam sibuk. Pergerakan di ruas jalan lain di bandara dan sekitarnya dapat lebih dari itu yakni berkisar 2.000-6.000 smp/jam.
President Director PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin mengatakan Soekarno-Hatta telah menjadi magnet pertumbuhan ekonomi sehingga aksesibilitas menjadi hal yang cukup penting.
“Cukup banyak aktivitas bisnis bermunculan di sekitar bandara seperti saat ini sudah ada sejumlah hotel dan wilayah perkantoran sehingga aksesibilitas menjadi hal yang penting agar operasional bandar juga tidak terganggu.”
“Upaya kami untuk menjaga aksesibilitas tetap lancar adalah dengan membangun jembatan yang mengintegrasikan lalu lintas dari dan ke bandara, Jakarta dan Tangerang. Kami targetkan jembatan ini siap dioperasikan pada 2020,” jelas Muhammad Awaluddin.
Jembatan tersebut dibangun dengan 4 lajur dengan total terdapat 9 bagian pekerjaan yakni frontage utara, interchange utara, diagonal utara, clover utara, frontage selatan, interchange selatan, diagonal selatan, clover selatan, dan jembatan utama.
Keberadaan infrastruktur ini nantinya diharapkan juga dapat memberikan nilai tambah bagi kawasan sekitar bandara untuk mendorong lebih bergeliatnya aktivitas perekonomian.(DBI/RGI)