Jangan Tergiur Harga Murah! Simak Kunci Memilih Wedding Organizer yang Aman
Kamis, 11 Desember 2025 | 18:56
Impian pernikahan sempurna bisa kandas jika salah memilih penyedia jasa, terutama Wedding Organizer (WO) atau vendor paket pernikahan.
TANGERANGNEWS.com - Sejumlah petani padi di Kabupaten Tangerang memilih untuk mempercepat masa tanam dan panen untuk menghindari perubahan musim kemarau.
Di Desa Ciakar, Kecamatan Panongan, yang sebelumnya belum pernah mengalami kekeringan akibat musim kemarau pada lahan pertanian, tahun ini dirasakan para petani.
Abdullah, 81, salah satu petani di Desa Ciakar mengungkapkan percepatan masa tanam dan panen menjadi solusi setiap tahunnya, agar terus memproduksi beras.
Namun, sumber daya air yang dimiliki area persawahan seluas 1 hektar lebih itu, hanya memiliki satu aliran irigasi untuk puluhan bidang pertanian.
“Pertengahan tahun ini petani disini (Desa Ciakar) sudah dua kali panen padi, tetapi untuk panen yang kedua kami mempercepatnya karena sudah tidak ada cai (air) lagi di irigasi dan hujan juga sudah seminggu tidak turun,” Ungkapnya, Kamis (18/7/2019).
BACA JUGA:
Abdullah mengatakan dari 1 hektar area persawahan tersebut merupakan tanaman padi dan dengan percepatan panen yang dilakukan ini, belasan petani kemungkinan besar hanya akan menghasilkan 1,5 ton gabah kering.
“Seharusnya tiga bulan baru panen, tetapi ini dua bulan lebih seminggu kami sudah panen. Kami sebenarnya bisa mendapatkan air dengan memanfaatkan peralatan pompa air, tapi biaya bensin sebagai bahan utama pompa itu yang cukup mahal. Kami sudah merugi dengan mempercepat panen dan hanya bisa menunggu air hujan untuk masa tanam selanjutnya,” ujarnya.
Unawati, petani lainnya di Desa Ciakar menilai mempercepat masa panen itu keputusan tepat, agar petani tidak merugi jika gagal panen.
“Tapi dampak mempercepat panen ini, ya kualitas gabahnya sama berasnya kurang bagus. Karena yang seharusnya tiga bulan ini kan hanya dua bulan lebih saja,” ungkapnya.
Sementara itu, Tinang, 60, salah satu warga Desa Kalibaru Kecamatan Pakuhaji menjelaskan, di area persawahan seluas 3.000 meter persegi itu mempercepat panen perlu dilakukan untuk menekan angka kerugian dari sayur-mayur yang ditanamnya.
“Modal untuk menanam ini semua Rp30 juta, biasanya dari modal sebesar itu saya bisa mendapatkan Rp10 sampai 20 juta keuntungannya. Tetapi kalau musim kemarau ini ya rugi," ujarnya.
Lanjut Tinang, bertani merupakan suatu pekerjaan yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
"Walaupun rugi saya tetap bertani, karena ini menjadi satu-satunya mata pencaharian untuk menghidupi keluarga saya, makanya saya mencoba untuk memilih mempercepat tanam dan panen,” pungkasnya.(RAZ/RGI)
Impian pernikahan sempurna bisa kandas jika salah memilih penyedia jasa, terutama Wedding Organizer (WO) atau vendor paket pernikahan.
TODAY TAGMenjelang penutupan tahun ajaran semester ganjil 2025/2026, kalender pendidikan di berbagai daerah sudah mulai memuat jadwal libur sekolah untuk akhir Desember.
Liburan akhir tahun di Mal Ciputra Tangerang bakal terasa beda. Mulai 12 Desember 2025 sampai 11 Januari 2026, area Main Atrium Ground Floor disulap menjadi hutan dan aviary mini yang berisi hewan-hewan lucu dari deHakims Aviary milik Irfan Hakim.
Shin Tae-yong mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi timnas Indonesia yang sedang berada dalam periode kurang baik setelah gagal melaju ke putaran final Piala Dunia 2026.
RECOMENDED
Tangerang News
@tangerangnews